Articles by "SYIAH"
Showing posts with label SYIAH. Show all posts

Santunan anak yatim
MMS cabang Suriah yang dibina oleh Syaikh Khalid Amru, tokoh masyarakat Suriah di kawasan Riff Latakia, telah berjalan secara kontinyu sejak tahun 2013.

Berusaha konsisten melaksanakan secara mandiri program kemanusiaan di Suriah meliputi: 
1. Medis,
2. Program pendidikan,
3. Santunan bulanan,
4. Operasional pabrik roti,
5. Dakwah,
6. Hijab,
7. Dll

Provinsi Latakia sebenarnya merupakan basis pendukung rezim Basyar al-Assad yang menganut agama Syi'ah Nushairiyah, namun di sebelah utara provinsi terdapat komunitas kecil Muslim Sunni yang menjadi penentang Assad, yaitu di kawasan Jabal Akrad dan Jabal Turkman.

Sejak masuknya Rusia, wilayah ini menjadi sasaran operasi serangan udara besar-besaran. Puncaknya adalah ketika memasuki awal tahun 2016, rezim dan sekutunya berhasil merebut banyak desa penentangnya, membuat ribuan warga sipil lari mengungsi ke sekitar perbatasan Turki, yang juga dekat provinsi Idlib.

Saat itu adalah puncak musim dingin, ribuan tenda-tenda baru disiapkan untuk menampung banjir pengungsi, termasuk di lokasi sekitar kantor MMS.

Sepanjang musim dingin pada Januari-Februari, MMS aktif menyalurkan bantuan musim dingin dalam program "Winter Project". Sebanyak 1200 alat pemanas dan alat pendukungnya seperti pipa asap maupun sambungannya, disalurkan ke tenda-tenda di berbagai kamp pengungsian yang tersebar di 2 provinsi.

Winter Project kemudian berlanjut dengan penyediaan bahan bakar jenis Mazot/Solar sebanyak 56 ribu liter dalam 2000 paket, atau masing-masing keluarga memperoleh 20 liter untuk bahan bakar di tendanya.

Tim MMS di Suriah, yang terdiri dari relawan freelance dan staf lokal, juga membuat kompleks tenda pengungsi sendiri serta sebuah masjid tenda, dan lengkap dengan fasilitas pendukung seperti MCK.

Winter Project MMS bukan sekedar memberi bantuan di saat musim dingin, tapi juga harus menjadi bantuan yang benar-benar dibutuhkan atau belum dimiliki oleh warga Suriah yang akan menerimanya, setelah melalui survei dan berbagai pertimbangan.

Menjelang akhir musim dingin, sebagai estafet tak terputus dengan Winter Project, MMS kemudian menyalurkan santunan pada kaum lemah di Suriah, terkhusus pada para janda dan anak yatim Syuhada.

Mereka kehilangan kepala keluarganya karena ditangkap oleh rezim Assad dan dipenjara hingga meninggal dunia, atau korban pengeboman, penembakan dan bermacam cara pembunuhan lainnya, disebabkan karena telah menjadi pendukung revolusi.

Masing-masing penerima santunan mendapat dana sebesar USD 25, yang semoga dapat membantu menambah belanja kebutuhan mereka dalam beberapa minggu. Selain di kamp pengungsian, tim MMS juga blusukan ke kampung-kampung "aman" (karena tidak ada yang aman di Suriah) agar program santunan lebih menyebar luas.

MMS juga memberikan puluhan paket tepung Gandum bagi keluarga-keluarga di pengungsian. Masing-masing seberat 12,5 kg.

Jumlah total dana santunan yang berhasil disalurkan kepada yang berhak adalah lebih dari USD 15 ribu (sekitar Rp 200 juta). Nilai ini dikumpulkan secara khusus dari berbagai lembaga atau komunitas yang telah menitipkan donasi sebagai tanda cinta untuk Suriah (Love order to Syria).

Diantara lembaga atau komunitas yang telah menitipkan tanda cintanya melalui MMS adalah:
1. DPU Da'arut Tauhid (juga mempercayakan sebuah mobil ambulans)
2. Gema Annas dan Miska
3. Komunitas Bravo Wagaring, Petualang Muslim dan forum Multaqa al-Hadith
4. Pesantren As-Sunnah Cirebon dan Imam Bukhori Sidoarjo
5. Pengajian masjid Salman al-Farisi, Jakarta (pengampu Ustadz Khalid Basalamah)
6. Coin4Syam dan Gaul Peduli Syam (GPS)
7. Dan berbagai partisipan lainnya

Sebagai estafet bantuan lagi, MMS telah menghidupkan kegiatan pelayanan medis keliling oleh dr. Abu Mushab (mencakup wilayah Riff Lattakia dan Idlib), yang hingga hari ini terus bergerak untuk mengobati para pasien secara cuma-cuma. Mobil medis dari DPU Da'arut Tauhid digunakan sebagai kendaraan pelayanan atau operasional oleh tim medis MMS ini.

Begitu juga dengan pembangunan ma'had dan kantor MMS yang telah kembali dilanjutkan, sebelumnya sempat tertunda karena pengeboman Rusia di kawasan Jabal Akrad dan sekitarnya sehingga membuat kehidupan sehari-hari warga sipil kocar-kacir. 

Tim relawan dan staf kami pun tengah menyiapkan bak penampungan air bersih untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi di musim panas nanti, dan jangan lupa bulan Ramadhan tinggal sebentar lagi!

-------------------------------------
Mari terus berbagi bahagia kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Salurkan donasi terbaik anda melalui lembaga kebaikan yang lebih anda percayai. Jika ingin bersama kami bisa melalui rekening berikut:



Umum (Misi Medis Sosial dan Kemanusiaan)
- MANDIRI 900 0019 330 720 (Kcp. Katamso, Yogyakarta)
- BCA 1691 967 749 (Kcu. Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
- BRI 0029 0110 999 7500 (Kcu. Cik Ditiro, Yogyakarta)
- BNI 0317 563 523 (Kcp. Parang Tritis, Yogyakarta)
Semua atas nama IKRIMAH, Konfirmasi (opsional): 081809406405


Operasional
- MANDIRI 171 000 150 6743 (Kcp. Kediri Joyoboyo)
- BCA 298 052 9935 (Kcp. Joyoboyo Kediri)
- BRI 126 101 001 79 8500 (KK. Buli)
Semua atas nama IHSANUL FARUQI, Konfirmasi: Ikrimah 081809406405


Jazakumullah khairal jaza
Allah Yubaarik fiikum wa fii maalikum

Baca artikel  selengkapnya di MISI MEDIS SURIAH tafhadol
Perjalanan Relawan Indonesia Antarkan Rp22 M ke SuriahFathi Attamimi dan Said Anshar, relawan Indonesia di depan lokasi pembangunan pesantren di Latakia, Suriah, atas dana dari masyarakat Indonesia. (Dok. Misi Medis Suriah)
LatakiaCNN Indonesia -- Seorang relawan asal Indonesia berhasil mengumpulkan dana sumbangan sekitar US$1,6 juta atau lebih dari Rp22,7 miliar dalam dua tahun untuk warga Suriah yang menderita akibat konflik. Bantuan ini diantarkannya sendiri ke tengah medan perang di Suriah.

Adalah Fathi Nasrullah Attamimi, pria kelahiran 3 Juni 1984 yang menggagas donasi masyarakat Indonesia untuk Suriah. Bersama dengan kawan-kawannya, dia bekerja keras mengumpulkan dana itu sejak tahun 2013. Saat ini, Fathi dan dua orang relawan dari lembaga Misi Medis Suriah, MMS, yang dibentuknya sedang berada di provinsi Latakia, timur Suriah, membagikan dana bantuan masyarakat Indonesia berupa uang dan hewan kurban.

"Dana yang sudah dikumpulkan jika dalam kurs dolar, sejak Agustus 2013 sampai hari ini sekitar US$1,6 juta. Perolehan dana tiga bulan terakhir Alhamdulillah sekitar US$250 ribu (Rp3,5 miliar)," kata Fathi dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia, Selasa (6/10).

Setiap Idul Adha sejak tiga tahun terakhir, Fathi dan kawan-kawannya menyalurkan hewan kurban dari masyarakat Indonesia untuk Suriah. Tahun ini, ada 220 domba dan 1 sapi senilai US$45 ribu (Rp640 juta) yang disalurkan oleh MMS. "Alhamdulillah tahun kemarin jumlah domba yang muslim Indonesia salurkan melalui MMS, terbanyak nomor dua di seluruh pesisir Latakia," ujar ayah satu anak ini.

Dana yang terkumpul dari donatur di Indonesia digunakan Fathi untuk menyambung hidup warga di beberapa tempat Suriah. Contohnya, MMS rutin memberikan subsidi ke dua pabrik roti - di Latakia sebesar US$12 ribu per bulan dan Idlib sekitar US$3 ribu per bulan. Pabrik roti ini sangat penting bagi kebutuhan pangan warga Suriah di wilayah konflik.

"Roti dari Muslim Indonesia, sekali produksi 14 ribu lembar, cukup untuk sekitar 3.500-an warga dan dibagikan setiap dua hari," lanjut anak pertama dari 17 bersaudara ini.

MMS menyalurkan dana untuk mensubsidi pabrik roti di Suriah. (Dok. Facebook Misi Medis Suriah)
Selain itu, berbagai proyek lainnya digarap oleh MMS dari dana masyarakat Indonesia. Di antaranya adalah pembangunan jalan yang aman di wilayah perbukitan, pembagian busana Muslim bagi guru dan murid, santunan korban luka dan janda akibat perang, pembuatan sanitasi di pengungsian, serta mengadakan lomba hafalan Al-Quran dan Hadits. MMS juga membuat berbagai permainan anak-anak untuk sekadar membuat mereka melupakan pedihnya perang.

"Sekarang sedang berjalan pembangunan pesantren Indonesia di Suriah," lanjut Fathi.

Salah seorang relawan yang bersama Fathi, Said Anshar, datang ke Suriah dengan biaya sendiri. Bahkan Said merogoh kocek US$10 ribu untuk membeli tanah di Latakia bagi pembangunan pesantren. Seorang relawan lainnya adalah dokter asal Indonesia yang kini ditugaskan di rumah sakit darurat.
"Semua yang terjadi hanya kehendak Allah dan semua yang di dunia hanya sesaat. Yang kita keluarkan untuk akhirat-lah yang abadi. Doakan kami agar bisa amanah dan istiqomah," kata Said kepada CNN Indonesia.

Bergerak sendiri


Gerakan donasi yang digagas Fathi awalnya dimulai pada tiga bulan pertama awal mula revolusi Suriah dimulai pada 2011. Saat itu dia mengirim surat ke puluhan lembaga, namun tidak selalu ditolak dengan berbagai alasan.

"Ada yang alasannya menunggu fatwa ulama, ada yang alasannya itu soal politik dalam negeri, ada yang alasannya jangan terlibat perang sektarian antar Muslim, ada yang alasannya lembaganya tidak cukup besar buat kerja bantuan internasional, ada pula yang malah terang-terangan mendukung rezim membantai pemberontak," kata Fathi.

Akhirnya, dia bergerak secara mandiri bersama kawan-kawannya, dan terkumpullah Rp20 juta. Uang ini dititipkan ke lembaga kemanusiaan Turki, IHH. Fathi saat itu untuk pertama kalinya ke Suriah untuk menyambangi beberapa kota, melakukan survei kebutuhan warga.

"Saya mewawancarai puluhan warga Suriah, merekam nada dan kegetiran mereka, menyimak hasil-hasil perang pada jasmani dan rohaninya, juga mengalami sendiri berbagai hal-hal yang biasa di medan perang, seperti ditembaki, dibom, kehilangan kawan seperjalanan, diinterogasi, dan segala haru biru lainnya. Hasil dari perjalanan itu saya tulis setiap harinya pada akun Facebook saya ini," terang Fathi.

Permainan anak-anak di Suriah yang dibangun oleh donasi dari Indonesia melalui MMS. (Dok. Facebook Misi Medis Suriah)
Kampanye Facebook

Pulang dari Suriah, pria yang mengaku tidak memiliki ijazah pendidikan formal ini "bergerilya" mengumpulkan sumbangan. Mulai dari menyambangi warga kaya hingga tokoh masyarakat. Barulah pada 2013, Fathi melakukan kampanye online di media sosial dengan melancarkan Misi Medis Suriah. Dia memutuskan untuk jalan sendiri tanpa lembaga yang menaungi.

"Hitungan saya gampang : Kalau sukses ya lanjut, Kalau gagal ya bubar. Tidak perlu banyak orang terlibat, tidak perlu segala rapat, segala birokrasi. Malah saya tidak perlu tanya siapa pun. Lha, cuma saya sendirian yang kerja," lanjut dia.

Berbekal nomor rekening adiknya, Ikrimah, Fathi mengumpulkan donasi dengan kalimat pertamanya di Facebook: "Saya pernah ke Suriah dan berniat menggalang bantuan bagi muslim di sana. Saya membuka donasi pada rekening di bawah ini. Kalau terkumpul 100 juta dalam maksimal empat bulan, Insya Allah saya bisa berangkatkan dua dokter membawa obat-obatan ke Suriah. Mereka akan bertugas satu bulan di sana. Kalau sampai empat bulan belum terkumpul, seluruh dana berapa pun saya kirim untuk bantuan di sana. Percaya silakan transfer, tidak percaya tidak usah mencela."

Sejak saat itu, setiap hari dia menuliskan pengalamannya di Suriah, sambil menyisipkan nomor rekening Ikrimah. Hasilnya luar biasa, dalam tiga bulan saja telah terkumpul Rp1,5 miliar.

"Pada tiga bulan pertama kampanye, tanpa legalitas formal yayasan, tanpa tetek bengek segala macam, rekening pribadi, bukan resmi lembaga, dan saya bukan tokoh, apalagi terkenal, Alhamdulillah terkumpul Rp1,5 miliar, semuanya karunia Allah," ujar Fathi.

Fathi telah tiga kali menyambangi Suriah untuk menyalurkan bantuan, yaitu tahun 2012, 2013 dan 2015. Dialaminya pahit getir peperangan, termasuk dihujani bom dan peluru. Dia kehilangan sahabat-sahabat yang dikenalnya di Suriah akibat pembunuhan rezim Bashar al-Assad.

Setahun lalu, akhirnya Fathi mendirikan yayasan dengan legalitas formal bernama Misi Medis Sosial dan Kemanusiaan. Namun sampai hari ini tidak ada pengurus aktifnya dan pengumpulan dana 99 persen dengan Facebook Misi Medis Suriah serta masih menggunakan rekening Ikrimah.

Bantuan masyarakat Indonesia tidak hanya ditransfer melalui rekening, tapi juga ada yang langsung diberikan. Tidak hanya uang, Fathi mengatakan, ada yang memberikan mobil, laptop, baju, emas, motor, sepatu hingga kamera.

"Visi kami sederhana, menjadi perpanjangan tangan bagi mereka yang mau berbuat baik. Sedangkan misinya menjadi lembaga bantuan yang tepat sasaran, militan, efektif, ramping, beroperasi secara internasional dan efisien," ujar Fathi.


Salah seorang relawan MMS di Suriah. (Dok. Akun Facebook Misi Medis Suriah)

Baca artikel  selengkapnya di MISI MEDIS SURIAH tafhadol

Jika Paham Syiah Kafir, Mengapa Masih Diizinkan Berhaji?

Assalamu’alaykum.. Ustadz, apakah masih bolehnya orang syiah berhaji ke mekkah bisa menjadi dasar bahw syiah tidak kafir, krn orang kafir tdk boleh masuk mekkah. Apakahsyiah zaidiyyah dan ja’fariyah masih bagian dari islam? Apakah syiah Rafidhah telah kafir secara mutlak? Mhn penjelasan. Syukron.
Dari: Abu Tsuraya
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertanyaan ini mungkin menjadi tanda tanya besar sebagian orang. Terutama yang pernah membaca berita tentang syiah. Jika memang syiah kafir, mengapa masih diizinkan untuk berhaji? Mengapa masih diizinkan untuk masuk masjidil haram? dst.
Dan mungkin karena alasan inilah, sebagian orang meragukan kekufuran syiah. Benarkah syiah itu kafir? Sebagian mengatakan kafir, sebagian belum tega menyatakan kafir. Namun, dengan munculnya perbedaan ini, setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan, sejatinya kaum muslimin telah sepakat bahwa syiah adalah sesat. Hanya saja mereka berbeda pendapat, apakah kesesatan syiah sudah sampai pada tingkat layak dikafirkan ataukah belum. Ini bagian penting yang perlu kita catat.
Kita kembali pada inti pertanyaan, jika syiah kafir, mengapa syiah masih diizinkan untuk berhaji dan mendatangi tanah suci?
Ada beberapa pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini,
Pertama, kaum muslimin sepakat bahwa syiah adalah sesat. Kami tidak perlu menyebutkan bukti akan hal ini, karena sudah terlalu banyak. Dan kesesatan syiah bertingkat-tingkat. Karena sekte syiah terpecah berkeping-keping menjadi sekian banyak sekte. Ada yang dianggap mendekati ahlus sunah, ada yang pertengahan, bahkan ada yang memiliki ajaran berbeda dengan berbagai prinsip ajaran islam.
Diantara sekte syiah yang dinyatakan paling dekat dengan ajaran islam dari pada sekte lainnya adalah syiah zaidiyah, yang banyak tersebar di Yaman. Sekte ini tidak mengkafirkan sahabat, dan banyak bersebarangan dengan sekte imamiyah di Iran. Karena itu ada sebagian orang yang menolak ketika zaidiyah disebut syiah. Zaidiyah sangat berbeda dengan syiah. (simak Al-Farq baina Al-Firaq, 1/15).
Disamping itu, tidak semua orang syiah paham tentang islam dan inti ajaran islam. Bahkan bisa jadi, sebagian besar hanyalah korban ideologi sesat. Sebagaimana layaknya PKI masa silam. Kita yakin, tidak semua para petani tebu paham apa itu komunis, tahunya hanya ikut kumpul-kumpul dan dipanasi untuk melawan pemerintah.
Kami menduga kuat, sebagian besar orang syiah hanya korban ideologi. Masyarakat syiah sampang, bisa jadi, mereka sama sekali tidak paham dan tidak tahu menahu apa itu syiah, apa itu aqidah imamiyah. Mereka hanya didoktrin: cinta ahlul bait.. cinta ahlul bait… dan selain kelompok mereka, divonis membenci ahlul bait. Anda bisa menyimak pengakuan mereka di: Taubatnya 3 Wanita Syiah .
Memahami latar belakang ini, Iran menjadi negara yang sangat eksklusif. Tidak semua chanel TV bisa diakses di Iran. Karena pemerintah sangat khawatir, masyarakatnya terpengaruh dengan dakwah islam yang disiarkan melalui TV satelit. Demikian informasi yang saya dengar dari salah seorang doktor dari Universitas Islam Madinah

.
Karena itulah, perlu dirinci antara hukum unt

Baca artikel  selengkapnya di MISI MEDIS SURIAH tafhadol
Demikian pula hukum untuk penganut syiah. Pendapat yang tepat dalam hal ini, tidak menyama-ratakan hukum mereka. Bisa jadi ada sebagian diantara mereka yang memahami bahwa ajaran syiah itulah islam. Seperti kesaksian 3 wanita syiah yang taubat di atas. Sejak lahir hingga besar, yang dia tahu bahwa islam adalah apa yang mereka dengar di lingkungannya.
Lebih dari itu, mereka yang datang ke tanah suci, tidak diketahui dengan pasti aqidahnya. Mereka datang dengan passport resmi negara. Dan akan sangat tidak memungkinkan untuk ngecek satu-satu aqidah setiap orang yang datang ke tanah suci. Bisa dipastikan, semacam ini tidak mungkin dilakukan.
Sebagai gambaran yang lebih mendekati, dukun termasuk sosok orang kafir yang gentayangan di manapun. Karena mereka mempraktekkan sihir. Dan di indonesia, dukun yang merangkap kiyai sangat banyak. Bahkan sebagian mereka menjadi pembimbing haji, karena punya banyak pengikut. Secara aturan, mereka terlarang masuk masjidil haram. Tapi bagaimana mereka bisa difilter??
Kedua, mengapa pemerintah Saudi tidak membuat pengumuman besar, syiah dilarang berhaji. Sehingga menjadi peringatan bagi mereka untuk tidak masuk masjidil haram.
Barangkali pertanyaan inilah yang lebih mendekati. Mengapa pemerintah Saudi tidak melarang dengan tegas orang syiah untuk tidak berhaji? Padahal mereka sempat bikin onar di makam Baqi’, dengan mencoba membongkar kuburan A’isyah. Anda bisa saksikan tayangan ini:
Anak-anak syiah meneriakkan Labbaika ya Husain… (ganti dari labbaik Allahumma labbaik). Mereka mengambili tanah satu kuburan, yang disangka kuburan A’isyah. Mereka ingin membongkarnya, tapi diusir oleh Askar.
Mengapa mereka dibiarkan?
Pembaca yang budiman, anda bisa menilai kebijakan ini.
Pemerintah Saudi memahami bahwa Mekah dan Madinah, bukan semata urusan negara. Tapi urusan kaum muslimin  sedunia. Mereka yang berhaji, yang datang ke tanah suci, tidak hanya muslim ahli tauhid, tapi pembela syirik yang mengaku muslim juga sangat banyak. Karena itulah, banyak situs haji yang disalah gunakan oleh pembela kesyirikan, tetap dibiarkan di Saudi. Pemerintah Saudi menggunakan prinsip toleran. Membongkar situs semacam ini, bisa jadi akan membuat banyak kaum muslimin marah, dan menimbulkan kekacauan. Sungguh aneh, ketika ada orang yang menuduh, pemerintah Saudi ingin menghancurkan kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penjelasan selengkapnya, bisa anda simak di: Fitnah Arab Saudi akan Menggusur Makam Nabi
Kemudian, sejatinya pemerintah Saudi menerapkan politik yang pernah diterapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekte syiah adalah sekte sesat. Terutama sekte Syiah Iran, yang mengkafirkan seluruh sahabat dan kaum muslimin. Mereka mayakini Al-Quran tidak otentik dan telah diubah. Bahkan salah satu tokohnya: At-Thibrisy, menulis satu buku untuk membuktikan bahwa Al-Quran yang dipegang kaum muslimin tidak otentik. Buku itu berjudul: فصل الخطاب في تحريف كتاب رب الأرباب [Kalimat pemutus tentang adanya penyimpangan dalam kitab Tuhan]. Dia menyebutkan berbagai sumber syiah untuk meyakinkan umat bahwa Al-Quran yang ada di tangan kaum muslimin telah dipalsukan sahabat. (Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka). Sementara itu, mereka memiliki prinsip taqiyah, berbohong untuk mencari aman. Sehingga tidak mungkin bisa ditangkap dengan bukti yang terang.
Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, keadaan yang paling mirip dengan mereka adalah orang munafik. Ketika berkumpul bareng kaum muslimin, mereka sok muslim, ikut shalat jamaah, ikut jihad, menampakkan dirinya sebagaimana layaknya muslim. Begitu mereka kumpul dengan sesama munafik, baru mereka menampakkan kotoran hatinya, dan upayanya untuk menghancurkan islam. Allah berfirman tentang mereka,
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
Mereka orang-orang munafik mengatakan: “(Kewajiban Kami hanyalah) taat”. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung. (QS. An-Nisa: 81)
Kita tidak boleh berpikiran, bisa jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu siapa saja orang munafik. Kita tidak boleh berpikir demikian. Karena berarti kita suudzan kepada Allah. Bagian dari penjagaan Allah kepada Nabi-Nya adalah dengan memberikan informasi siapa saja musuh beliau, termasuk musuh dalam selimut, yaitu orang munafik. Allah menurunkan beberapa wahyu dan ayat yang menjelaskan siapa mereka. Ayat semacam ini diisitilah dengan ayat atau surat Fadhihah. (simak Tafsir At-Thabari 14/332, Ibn Katsir 4/171, dan Tafsir Al-Baghawi 4/7)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu siapa saja mereka, dan bahkan ada sahabat yang tahu siapa saja munafik di Madinah. Diantaranya adalah Hudzaifah ibnul Yaman. Beliau diberitahu oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa nama orang munafik di Madinah. Dan karena inilah, Hudzaifah digelari dengan Shohibu sirrin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (pemilik rahasia nabi).
Pertanyaan yang mendasar, mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak mengusir orang munafik itu dari Madinah? Mengapa beliau tidak memerangi atau bahkan membiarkan mereka tetap berkeliaran di Madinah?
Umar berkali-kali menawarkan diri untuk membunuh gembong munafik Abdullah bin Ubay bin Salul. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melarang beliau dan mengatakan,
دَعْهُ لَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ
“Biarkan dia, jangan sampai manusia berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya.” (HR. Bukhari 4905, Muslim 2584, Turmudzi 3315, dan yang lainnya).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membunuh mereka, tidak mengusir mereka, dalam rangka menghindari dampak buruk yang lebih parah. Membiarkan mereka di keliaran di Madinah, dampaknya lebih ringan dari pada membantai mereka.
Anda tidak boleh mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membiarkan mereka keluar masuk masjid nabawi, itu bukti bahwa orang munafik BUKAN orang kafir. Kalau mereka bukan orang muslim, kan seharusnya mereka tidak boleh masuk tanah suci Madinah? Jelas ini adalah kesimpulan 100% salah.
Kebijakan itulah yang ditempuh pemerintah Saudi. Apa yang akan dikatakan muslim seluruh dunia ketika pemerintah Saudi melarang seluruh orang syiah Iran berangkat haji??
Dengan demikian, tidak ada hubungannya antara kehadiran syiah ke tanah suci dan keikut-sertaan mereka dalam ibadah haji, dengan status aqidah mereka yang dinilai kafir oleh para ulama.
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Idul Ghadir: Hari Raya Syiah Teragung

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Syiah memiliki hari raya paling besar, melebihi keagungan hari raya Idul Fithri dan Idul Adha. Hari raya itu mereka sebut dengan Idul Ghadir (hari raya ghadir). Peristiwa ghadir menjadi momentum bersejarah yang paling berharga bagi syiah. Menurut Ulama Syiah, Idul Ghadir adalah hari ketika Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah pengganti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka mengklaim bahwa Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menunjuk Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sebagai khalifah.
Untuk membumikan aqidah ini, para tokoh Syiah menulis banyak buku yang mencantumkan fadhilah hari ghadir. Diantaranya,
1. Al-Ghadir wa al-Mu’aridhun, karya Ja’far Murtadha al-Amili.
2. Al-Ghadir fi at-Turats al-Islami, karya Abdul Aziz at-Tabatabai.
3. Dalil an-Nash bi Khabar al-Ghadir ‘ala Imamati Amiril Mukminin, karya Abul Fath Muhammad bin Ali al-Karajaki.
4. Al-ghadir fi al-Kitab al-Aziz, karya Syaikh Abdul Husain al-Amini.
5. Mafad Hadis al-ghadir, juga karya Syaikh Abdul Husain al-Amini.
6. Aqwal al-Ulama fi Shihhati Hadis al-Ghadir wa Tawaturihi, juga karya Syaikh Abdul Husain al-Amini.
7. Abdul Husain juga menulis Idul Ghadir fi al-Islam.
8. Baiatu al-Ghadir, karya Muhammad al-baqir al-Anshari.
Dan masih banyak lagi buku-buku mereka tentang hari Ghadir, yang isinya kurang lebih tidak jauh beda. Ini menunjukkan bagaimana antusias Syiah dalam menyebarkan aqidah tentang hari raya baru mereka, Idul Ghadir.
Dari sekian nama penulis di atas, ada satu penulis yang paling ‘ngotot’ dalam membela idul ghadir. Dia adalah Abdul Husain al-Amini. Anda perhatikan namanya, sungguh mengerikan bukan?. Abdul Husain, hamba Husain. Artinya dia bukan hamba Allah, tapi penyembah Husain.
Kemudian ada salah satu tokoh syiah, yang digelari dengan al-Marja’ ad-Dini al-A’la (rujukan tertinggi masalah agama), Sayid Muhammad al-Husaini as-Syirazi, menulis sebuah buku yang berjudul: Idul Ghadir, A’dzamu al-A’yad fi al-Islam (Idul Ghadir: Hari Raya Terbesar dalam Islam). Buku itu diterbitkan oleh Haiah Ilmiah fi Hauzah Ar Rasul Al A’zham di Kuwait.

Baca artikel  selengkapnya di MISI MEDIS SURIAH tafhadol
Buku ini tidak tebal, jika dibandingkan dengan karya semisalnya. Versi pdf yang ada pada kami tebalnya hanya 66 halaman. Si Sayid menyebutkan berbagai riwayat untuk mendukung aqidah sesat ini. Kemudian setelah menyebutkan berbegai riwayat tentang Ghadir Khum, penulis mulai memuji habis Ahlul bait, dan mencuplik beberapa kisah tentang perjalanan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Anda yang sudah pernah membaca buku Sirah Nabawi, akan dibuat banyak keheranan dengan penjelasan buku ini. Atau bahkan anda akan menertawakannya. Dia menyampaikan lakon sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berusaha menutupi sosok sahabat besar, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, radhiyallahu ‘anhum dan para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekalipun dalam sejarah aslinya, di sana ada Abu Bakr, Umar, para istri beliau, atau sahabat senior lainnya. Tokoh yang ditonjolkan penulis hanya berkutat pada Ali, Hasan, Husain, Fatimah, Miqdad bin Aswad, dan Salman al-Farisi.
Mengapa tidak disebutkan? Karena bagi syiah, nama-nama itu adalah musuh mereka. Namun sayang, tidak ada versi terjemahan untuk buku ini. Karena khawatir buku asli mereka diketahui kaum muslimin indonesia yang berpaham ahlus sunah. Tidak lain, ini bagian dari upaya taqiyah mereka. Menutupi muka aslinya, agar tidak diketahui aibnya.

Apa itu Ghadir Khum?

Idul Ghadir Hari Raya Syiah
Selanjutnya kita akan menyimak lebih dekat apa itu peristiwa ghadir khum dan ada apa dengan hari ghadir khum?
Ghadir [arab: غدير] secara bahasa artinya sungai kecil yang dialiri air. (Mu’jam al-Wasith, 2/200).
Sementara Khum [arab: خم] adalah nama sebuah lembah yang banyak pepohonannya jaraknya 3 mil dari arah Juhfah, atau sekitar 250 km di sebelah utara Mekah. Artinya, jarak Khum dengan madinah sekitar 150 km.
Gabungan dua kata ini berarti, lembah yang banyak pepohonannya, ada sungai kecil, yang bernama Khum. (Ta’liq shahih Muslim Muhammad Fuad AbdulBaqi, hadis no. 2408).
Disebut hadis Ghadir Khum, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hadis ini di sebuah ghadir yang bernama Khum. Peristiwa tersebut terjadi pada haji, di sela-sela perjalanan pulang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan haji wada’. Atau kurang lebih tiga bulan sebelum beliau meninggal dunia.

Tinjauan Hadis Ghadir Khum

Tentang peristiwa ghadir khum disebutkan dalam hadis dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu. Beliau bercerita,
Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabat, di pinggir sungai kecil yang bernama Khum. Lembah antara Mekah dan Madinah. Beliau memuji Allah dan memberikan nasehat kepada para sahabat. Kemudian beliau bersabda,
أَمَّا بَعْدُ، أَلَا أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رَسُولُ رَبِّي فَأُجِيبَ، وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ: أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللهِ، وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ ” فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللهِ وَرَغَّبَ فِيهِ، ثُمَّ قَالَ: «وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي» فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ: وَمَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ؟ يَا زَيْدُ أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ؟ قَالَ: نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَلَكِنْ أَهْلُ بَيْتِهِ مَنْ حُرِمَ الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ، قَالَ: وَمَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ آلُ عَلِيٍّ وَآلُ عَقِيلٍ، وَآلُ جَعْفَرٍ، وَآلُ عَبَّاسٍ قَالَ: كُلُّ هَؤُلَاءِ حُرِمَ الصَّدَقَةَ؟ قَالَ: نَعَمْ
”Ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya aku ini manusia biasa. Utusan Rabbku segera datang memanggilku sehingga aku harus memenuhinya. Kutinggalkan pada kalian dua hal yang berharga: pertama adalah kitab Allah, di dalamnya terkandung petunjuk dan cahaya, maka berpegang teguhlah pada kitab Allah sekuat tenaga kalian.”
Zaid melanjutkan, “Lantas beliau menganjurkan agar mempelajari kitab Allah dan mencintainya. Kemudian beliau melanjutkan khutbahnya,
”Dan juga keluargaku. Aku ingatkan kalian untuk takut kepada Allah perihal keluargaku. Aku ingatkan kalian untuk takut kepada Allah perihal keluargaku. (beliau ulangi 3 kali).”
Hushoin bertanya kepada Zaid, bertanya, “Siapakah keluarga Nabi itu, wahai Zaid? Bukankah istri-istri beliau juga termasuk keluarga beliau?” Zaid menjawab, ”Benar. Tetapi keluarga beliau adalah orang-orang yang haram menerima sedekah sepeninggal beliau.”
Ia kembali beranya, ”Siapakah mereka?” Zaid pun menjawab, ”Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga Abbas.”
Hushoin bertanya lagi, “Apakah mereka semua tidak boleh menerima sedekah?”Zaid menjawab,”Ya.” (HR. Muslim no 2408).
Hadis di atas diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya, dan kita sepakat untuk menerima dan mengakui hadis ini. Karena itu, ketika syiah mengatakan bahwa kelompok Sunni tidak mengakui hadis ghadir khum, ini jelas tuduhan dusta.
Disamping hadis riwayat Muslim di atas, ada beberapa kalimat tambahan yang disebutkan dalam riwayat lain, diantaranya,
Tambahan pada riwayat Ahmad, Nasai dan Tirmidzi serta lainnya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan dalam peristiwa itu,
من كنت مولاه فعلي مولاه
“Siapa yang aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.” (HR. At-Tirmidzi 3713, Ahmad, 5/374, dan Mustadrak Hakim, 3/110).
Ada juga tambahan lain, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan,
اللهم والي من ولاه وعاد من عاداه
”Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya (Ali), musuhilah orang yang memusuhinya.”(HR. )
Ada juga tambahan.”
وانصر من نصره وأخذل من خذله وأدر الحق معه حيث دار
“Bela orang yang membelanya, rendahkanlah orang yang merendahkannya, dan sertakanlah kebenaran bersamanya di manapun dia berada.”
Dari berbagai riwayat hadis tentang ghadir Khum, Dr. Utsman al-Khamis mengklasifikasi hadis ini menjadi empat tingkatan:
1. Hadis riwayat Muslim, yang TIDAK ada kalimat, “Barang siapa yang aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.”
2. Tambahan yang terdapat pada riwayat Tirmidzi, Ahmad, Nasai dan lainnya, yaitu kalimat, “Barang siapa yanga aku menjadi kekasihnya, maka Ali adalah kekasihnya.”
3. Tambahan yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad, “Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya, musuhilah orang yang memusuhinya.”;
4. Tambahan yang diriwayatkan oleh Thabrani dan lainnya, ” Bela orang yang membelanya, rendahkanlah orang yang merendahkannya, dan sertakanlah kebenaran bersamanya di manapun dia berada.”
Kesimpulan untuk hadis Ghadir Khum dan tambahan riwayatnya,
1. Riwayat yang tercantum dalam Shahih Muslim, kita menerima semua riwayat yang ada dalam Shahih Muslim.
2. Untuk tambahan kedua, hadits tersebut shahih, diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad serta lainnya. Pendapat yang kuat bahwa hadits kedua ini shahih. Meskipun ada sebagian ualama yang mendhaifkannya, diantaranya Ishaq al-Harbi, Syaikhul Islam, Ibnu Hazm, dan yang lainnya.
3. Sementara tambahan yang ketiga, diperselisihkan oleh para ulama. Sebagian menilainya shahih dan sebagian menilainya dhaif.
4. Sedangkan untuk tambahan yang keempat, itu merupakan kedustaan murni yang dibuat atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Syubuhat Syi’iyah, hlm. 53).

Kesimpulan Syiah dari Hadis Ghadir Khum

Hadis ghadir khum di atas, digunakan orang Syiah sebagai dalih untuk menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, adalah orang yang paling berhak menjadi khilafah sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung. Mereka beralasan, bahwa maksud sabda Nabi “Barang siapa yang aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya” adalah kekasih yang berarti hakim (penguasa) atau khilafah.
Akan tetapi penduduk Madinah yang mendengar hadis ini dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka semua berkhianat. Sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diangkat menjadi Khalifah adalah Abu Bakr, kemudian Umar, kemudian Utsman, dan baru yang keempat, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum.
Karena alasan ini, mereka mengkafirkan sahabat Abu Bakr, Umar, Utsman, dan beberapa sahabat senior di Madinah. Mereka dituduh oleh syiah, telah merebut kekuasaan Ali bin Abi Thalib.
Laa haula wa laa quwwata illa billah… sejak kapan sahabat sampai rebutan kekuasaan? Padahal mereka berusaha menolak ketika ditunjuk sebagai khalifah. Lalu dengan logika apa, pernyataan ’Barang siapa yang aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya’ bisa disimpulkan bahwa itu adalah penobatan Ali sebagai khalifah?
Bukankah ini kesimpulan yang terlalu dipaksakan?
Keterangan tentang penjelasan hadis Ghadir Khum, disambung di Idul Ghadir (bagian 02).
Allahu a’lam
Oleh ustadz Ammi Nur Baits (Pengasuh KonsultasiSyariah.com)
kejahatan syiah

Mengukur Kejahatan Syiah di Tanah Haram

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Salah satu diantara penjagaan Allah terhadap tanah haram, Allah hindarkn tanah ini dari penguasa jahat, termasuk Dajjal. Dia dihalangi sehingga tidak bisa masuk k tanah haram, Mekah atau Madinah.
Dari Fatimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenceritakan bagaimana keinginan Dajjal,
فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِى الأَرْضِ فَلاَ أَدَعَ قَرْيَةً إِلاَّ هَبَطْتُهَا فِى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَىَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِى مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِى عَنْهَا
Sebentar lagi aku bisa keluar. Aku akan berjalan di muka bumi, tidak akan aku tinggalkan satu kampung pun kecuali aku singgah di sana, selama empat puluh hari, selain Makkah dan Thaibah (kota Madinah). Kedua kota ini diharamkan untukku. Setiap kali aku hendak masuk ke salah satu darinya, maka Malaikat akan menghadangku dengan pedang yang terhunus yang menghalangiku untuk memasukinya, dan di setiap lorong darinya ada Malaikat yang menjaganya. (HR. Muslim 7573)

Baca artikel  selengkapnya di MISI MEDIS SURIAH tafhadol
Sebagaimana Allah lindungi Mekah dan Madinah dari Dajjal, Allah juga melindungi dua kota suci ini untuk dikuasai oleh pemerintah dzalim. Setiap kali ada kelompok dzalim yang mengasainya, mereka tidak bisa bertahan lama. Karena itulah, dalam al-Quran Allah sebut kota Mekah dengan Bakkah. Dari kata bakka – yabukku [بكَّ – يَبُكّ] yang artinya memenggal.
Mengapa dinamakan Bakkah?
Al-Azruqi membawakan riwayat keterangan dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ashradhiyallahu ‘anhu,
سُمِّيَتْ بَكَّةَ ؛ لأَنَّهَا كَانَتْ تَبُكُّ أَعْنَاقَ الْجَبَابِرَةِ
“Dinamakan Bakkah, karena kota ini memenggal leher-leher orang yang sombong.” (Akhbar Makkah, no. 119).
Termasuk diantaranya, Allah pilih pemerintah Arab Saudi untuk menjadi khadimul haramain(pelayana dua kota suci) yang bertahan ratusan tahun, hingga sekarang. Pemerintah kerajaan Arab Saudi berpaham ahlus sunnah wal jamaah. Sementara dalam fiqh, mengikuti salah satu madzhab sebagai madzhab mayoritas penduduknya, yaitu madzhab hambali. Meskipun banyak ulama bermadzhab lain yang mendapatkan banyak ruang untuk mengajar di Saudi. Seperti Syaikh Abu Bakr Jabir al-Jazairi, pengajar di masjid Nabawi, bermadzhab Malikiyah, atau Syaikh Ahmad bin Abdillah ad-Daughan, ulama besar madzhab Syafii, hingga beliau digelari dengan Syaikhul Madzhabi as-Syafii. Beliau mengajar di Saudi timur.
Kenyataan ini membuat syiah tidak nyaman. Syiah yang ingin menguasai dunia, mereka merasa lebih berhak terhadap tanah suci. Bukan umat islam ahlus sunah. Terlebih mereka sendiri memiliki tanah suci Karbala. Sehingga mereka berusaha menjatuhkan karakter dua kota suci ini, untuk memuliakan kota sucinya. Semua syiah 12 imam yang berkembang di Iran sangat mengagungkan Karbala, melebihi upaya mereka memuliakan Mekah dan Madinah.
Aqidah Syiah tentang Karbala dan Mekah
Bagi syiah, tanah Karbala lebih mulia dibandingkan tanah Mekah atau Madinah.
Kita akan sebutkan bagaimana aqidah mereka tentang Karbala yang dicantumkan dalam kitab-kitab rujukan Syiah,
Pertama,  keterangan dalam at-Tahdzib karya at-Thusi,
خلق الله كربلاء قبل أن يخلق الكعبة بأربعة وعشرين ألف عام وقدسها وبارك عليها، فما زالت قبل أن يخلق الله الخلق مقدسة مباركة ولا تزال كذلك
Allah menciptakan Karbala 24 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Ka’bah. Lalu Allah mensucikannya dan memberkahinya. Dia terus menjadi kota suci yang diberkahi, sebelum Allah menciptakan makhluk yang lain, dan terus akan menjadi kota suci. (at-Tahdzib li at-Thusi, 6/72)
Kedua, karbala menjadi tanah paling mulia di surga,
حتى يجعلها الله أفضل أرض في الجنة، وأفضل منزل ومسكن يسكن الله فيه أولياءه في الجنة
Allah akan jadikan Karbala sebagai tanah paling mulia di surga, dan tempat yang paling afdhal, yang akan diberikan oleh Allah, untuk dihuni para wali-Nya di surga. (Kamil az-Ziyarat, Ibnul Quluwiyah, hlm. 450).
Menteror Jamaah Haji
Tidak hanya menyanjung Karbala, mereka juga menteror dan membantai kaum muslimin yang melaksanakan ibadah haji. Kedengkian dan kebencian mereka kepada kaum muslimin ahlus sunah, tertutama saudi, membuat mereka tega untuk melakukan pembantaian di tanah suci Mekah.
Kita akan sebutkan berbagai kejahatan Syiah terhadap jamaah haji yang terjadi di beberapa masa,
Pertama, kejahatan Syiah Qaramithah Bathiniyah
Al-Hafidz Ibnu Katsir menceritakan kejadian di tahun 312 H,
في المحرم منها اعترض القرمطي أبو طاهر الحسين بن أبي سعيد الجنابي – لعنه الله ولعن أباه – للحجيج وهم راجعون من بيت الله الحرام قد أدوا فرض الله عليهم، فقطع عليهم الطريق فقاتلوه دفعًا عن أموالهم وأنفسهم وحريمهم، فقتل منهم خلقًا كثيراً لا يعلمهم إلا الله، وأسر من نسائهم وأبنائهم ما اختاره، واصطفى من أموالهم ما أراد، فكان مبلغ ما أخذه من الأموال ما يقاوم ألف ألف دينار
Di bulan Muharram tahun itu, gembong Qaramithah Abu Thahir bersama pasukannya, menghadang jamaah haji yang baru saja kembali dari Baitullah al-haram. Mereka baru saja menunaikan kewajiban haji. Jamaah haji ini dirampok di tengah perjalanan pulang, jamaah melawan untuk mempertahankan jiwa, keluarga, dan hartanya. Hingga terbunuh banyak sekali jamaah haji, yang jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mereka menawan beberapa wanita dan anak-anak yang mereka pilih, dan mengambil harta yang mereka inginkan. Nilai yang mereka ambil, mencapai 1 juta dinar. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 11/149)
Kedua, pencurian Hajar Aswad dan pembantaian jamaah haji di masjidil Haram.
Selanjutnya, al-Hafidz Ibnu Katsir menceritakan kejadian tahun 317 H, peristiwa pembantaian jamaah haji di masjidil haram dan pencurian hajar aswad.
Selanjutnya Qaramithah merampas Hajar Aswad dan dibawa ke negerinya. Tepatnya ketika hari tarwiyah. Mereka merampas harta kaum muslimin, dan membantai jamaah haji yang sedang thawaf. Hingga banyak diantara mereka yang berlindung dengan memgang kiswah Ka’bah. Namun tetap dibantai. Sementara pemimpin mereka, Abu Thahir – la’anahullah – duduk di pintu ka’bah, sambil mengatakan,
أنا بالله وبالله أنا *** يخلق الخلق وأفنيهم أنا
Aku dengan Allah dan Allah denganku… dia yang menciptakan makhluk, dan aku yang membinasakannya.
Ibnu Katsir menyebutkan, ketika itu ada salah seorang ulama ahli hadis yang sedang ihram. Begitu selesai thawaf, beliau ditodong pedang. Ketika hendak dibunuh, beliau melantunkan syair,
ترى المحبين صرعى في ديارهم *** كفتية الكهف لا يدرون كم لبثوا
Kalian lihat, banyak korban berjatuhan di rumah mereka … seperti pemuda Kahfi, mereka tidak tahu berapa lama dia tinggal di dalam gua.
Yang lebih sangar lagi, mayat-mayat ini dimasukkan ke dalam sumur Zam-zam dan dikubur untuk menutup sumur. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 11/160).
Ketiga, kejadian tahun 1406 H
Kejadian rencana peledakan terowongan Mina.
Terowongan mina, salah satu sasaran terbesar syiah. Di saat terowongan ini penuh dengan jamaah haji menuju jamarat, syiah berencana untuk meledakkan TNT, sehingga potensial mematikan dari dua sisi,
[1] Mematikan karena ledakannya
[2] Mematikan karena kepanikan manusia di satu terowongan, sehingga bisa mati berdesakan
Di tahun 1906 ini, pemerintah menangkap jamaah Iran membawa TNT.
Keempat, di tahun 1407, mereka menyelundupkan banyak senjata tajam. Selanjutnya mereka meneriakkan basmi amerika… ganyang amerika, sambil menghunus senjata tajam. Di situlah mereka memajang foto-foto Khumaini dan mengibarkan gambar Khumaini.
Mereka tidak berfikir, di mana Amerika, di mana mereka? Apa tentara Amerika ikut haji?
Tidak lain tujuannya hanya untuk mencari simpati masyarakat, mereka anti amerika. Atau tidak lain tujuannya untuk mengacaukan jamaah haji.
Kelima, di tahun 1409 H, terjadi bom bunuh diri yang dilakukan Syiah dari Kuwait. Mereka ledakkan bom di dekat masjidil haram, hingga menewaskan bebarapa jamaah  haji.
Keenam, di tahun 1410 H, lagi-lagi syiah bikin ulah.
Mereka meledakkan gas mustard, yang mengandung senyawa kimia Yperit. Itu dilakukan di terowongan al-Mu’aishim di Mekah. Hingga menewaskan ratusan jamaah haji.
Kitab Mereka Menyerukan Permusuhan dengan Jamaah Haji
Mengapa Syiah bersikap sekejam itu terhadap para jamaah haji?
Ternyata, itu sudah menjadi prinsip mereka. Para tokoh, penulis kitab-kitab Syiah menyerukan permusuhan kepada jamaah haji. Dan itu bagian dari jihad Syiah. Karena haji adalah lambang syiar ahlus sunnah.
Kita simak, bagaimana semangat ulama mereka untuk memusuhi jamaah haji,
Pertama, mereka menceritakan mimpi Ja’far as-Shodiq,
كأني بحمران بن أعين وميسر بن عبد العزيز يخبطان الناس بأسيافهما بين الصفا والمروة
Seolah aku bersama Humran bin A’yun dan Maisar bin Abdul Aziz, keduanya sedang mengibas-ngibaskan pedang ke arah manusia antara shafa dan marwah. (Bihar al-Anwar, al-Majlisi, 53/40)
Kedua, memotong tangan dan kaki jamaah haji
كيف بكم (يعني الحجبة على الكعبة كما يعبر النص) لو قطعت أيديكم وأرجلكم وعلقت في الكعبة، ثم يقال لكم: نادوا نحن سراق الكعبة
Bagaimana kalian – wahai para manusia yang berlindung di Ka’bah – andai tangan kalian dan kaki kalian dipotong, lalu digantung di Ka’bah. Kemudian kalian diseru, “Teriakkan, kami pencuri Ka’bah.” (al-Ghaibah, karya an-Nu’mani, hlm. 156).
Mereka juga mengatakan tentang kehadiran Mahdi versi Syiah,
إذا قام المهدي هدم المسجد الحرام … وقطع أيدي بني شيبة وعلقها بالكعبة، وكتب عليها: هؤلاء سرقة الكعبة
Apabila Mahdi datang, dia akan membongkar masjididl haram… memutus tangan-tangan bani syaibah dan digantung di ka’bah. Lalu ditulis di sana,  “Mereka para pencuri Ka’bah.” (al-Irsyad al-Mufid, hlm. 411)
Ketiga, setiap harta ahlus sunah, halal bagi syiah. Siapa yang mendapatkannya, maka 1/5 diserahkan ke Imam Syiah. Para tokoh mereka mengatakan,
خذ مال الناصب حيثما وجدته وادفع إلينا الخمس
Ambillah harta an-Nashibah (gelar yang diberikan syiah untuk ahlu sunah) dimanapun kalian mendapatkanya, dan serahkan 1/5 untuk kami. (Tahdzib al-Ahkam, at-Thusi, 1/384).
Di tempat lain, mereka menyatakan,
مال الناصب وكل شيء يملكه حلال
Harta milik an-Nashibah dan semua yang mereka miliki, itu halal (untuk dirampas). (Wasail as-Syiah, al-Amili, 11/60)
Keempat, menuduh jamaah haji sebagai anak zina
Dalam salah stau rujukan pokok syiah, kitab al-Wafi, dinyatakan,
إن الله يبدأ بالنظر إلى زوار الحسين بن علي عشية عرفة قبل نظره إلى الموقف؛ لأن في أولئك (يعني حجاج بيت الله) أولاد زناة وليس في هؤلاء أولاد زنا
Sesungguhnya Allah terlebih dahulu melihat para peziarah kuburan Husain bin Ali di siang hari arafah, sebelum Allah melihat ke tempat wukuf. Karena mereka (para jamaah haji) adalah anak-anak zina, sementara para peziarah ini tidak ada yang statusnya anak hasil zina. (al-Wafi, 2/221).
Kelima, Hajar Aswad harus pindah ke Karbala,
Dalam salah satu kitab rujukan mereka, al-Wafi, al-Kasyani menyatakan,
يا أهل الكوفة لقد حباكم الله عز وجل بما لم يحب أحد من فضل مصلاكم بيت آدم وبيت نوح وبيت إدريس وصلى إبراهيم .. ولا تذهب الأيام والليالي حتى ينصب الحجر الأسود فيه
Wahai penduduk Kufah, Allah telah memberikan banyak keutamaan kepada kalian yang tidak diinginkan untuk diberikan kepada seorangpun. Tempat shalat kalian adalah rumah Adam, rumah Nuh, rumah Idris, dan tempat shalatnya Ibrahim. .. kiamat tidak akan terjadi, sampai Hajar Aswad dipindah ke Kufah (Irak). (al-Wafi, karya al-Faidh al-Kasyani, 2/215)
Laa haula wa laa quwwata illaa billaaah…
Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari kejahatan syiah dan bala tentaranya.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)