MEWASPADAI HADITS-HADITS PALSU AGAMA SYIAH, UNTUK PEMBENARAN ATAS KESESATAN AGAMA SYIAH.
=~=~=~=~=~=~=~=~=
Sudah seyogyanya seorang Muslim yang fitrahnya telah dianugerahi Allaah ‘azza wa jalla dalam mengenal dan memeluk ajaran Islam, untuk membentengi Dirinya, Keluarganya dan Umat Islam lainnya dari makar musuh-musuh Islam yang berupaya menyesatkan dan mengikis aqidah Islam. Terkhususnya penyesatan-penyesatan dan kedustaan-kedustaan yang dilakukan oleh ajaran sesat menyesatkan syiah, yang menjadi benalu busuk di dalam Islam.
Sudah seyogyanya seorang Muslim yang fitrahnya telah dianugerahi Allaah ‘azza wa jalla dalam mengenal dan memeluk ajaran Islam, untuk membentengi Dirinya, Keluarganya dan Umat Islam lainnya dari makar musuh-musuh Islam yang berupaya menyesatkan dan mengikis aqidah Islam. Terkhususnya penyesatan-penyesatan dan kedustaan-kedustaan yang dilakukan oleh ajaran sesat menyesatkan syiah, yang menjadi benalu busuk di dalam Islam.
Salah satu upaya yang bisa Kita lakukan untuk membentengi diri dan menangkal upaya penyesatan tersebut yaitu, Kita harus mengetahui riwayat-riwayat berupa nash-nash (dalil) yang dijadikan sandaran argumen (hujjah) ajaran syiah atas doktrin-doktrin busuk yang disajikannya, untuk pembenaran kesesatan ajarannya yang sama sekali tidak bersumber dari KITABULLAAH (AL-QUR’AN) dan SUNNAH (HADITS) Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Untuk itu, berikut ini akan sama-sama Kita coba bongkar dari sisi HADITS-HADITS PALSU yang dibuat oleh ajaran syiah (gerombolan para Penyesat dan Pendusta). Mereka (syiah) ini termasuk ke dalam kelompok atau musuh Islam yang paling terdepan dalam hal memalsukan sabda-sabda (hadits) Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Baca
artikel selengkapnya di MISI
MEDIS SURIAH tafhadol
Pemalsuan hadits yang dilakukan oleh ajaran syiah merupakan perkara Bathil yang menyesatkan umat, atas kesepakatan dari semua ‘Ulama Ahlul Hadits Islam, sebagaimana tampak dalam beberapa ucapan ‘Ulama berikut ini :
—» Dari Abdullah ibnul Mubaraq al-Marwazi berkata, bahwa Abu ‘Ishmah pernah bertanya pada Abu Hanifah, “Dari siapakah engkau izinkan aku mendengar (mengambil) hadits ?”. Beliau berkata, “dari semua orang yang adil dalam hawa nafsunya kecuali (syiah) Rafidhah, karena prinsip mereka adalah menganggap sesat semua shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat: al-Kifayah, hal. 203)
—» Dari Yunus bin Abdul A’la berkata, dari Asyhab berkata, Al-Imam Malik ditanya tentang (syiah) Rafidhah ini, maka beliau berkata, “Jangan kamu ajak bicara, jangan pula kamu riwayatkan dari mereka, karena mereka selalu melakukan kedustaan.” (Lihat: al-Muntaqa, hal. 21)
—» Dari Abdullah ibnul Mubaraq al-Marwazi berkata, bahwa Abu ‘Ishmah pernah bertanya pada Abu Hanifah, “Dari siapakah engkau izinkan aku mendengar (mengambil) hadits ?”. Beliau berkata, “dari semua orang yang adil dalam hawa nafsunya kecuali (syiah) Rafidhah, karena prinsip mereka adalah menganggap sesat semua shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat: al-Kifayah, hal. 203)
—» Dari Yunus bin Abdul A’la berkata, dari Asyhab berkata, Al-Imam Malik ditanya tentang (syiah) Rafidhah ini, maka beliau berkata, “Jangan kamu ajak bicara, jangan pula kamu riwayatkan dari mereka, karena mereka selalu melakukan kedustaan.” (Lihat: al-Muntaqa, hal. 21)
Adapun pengakuan dari para penganut ajaran syiah yang mencintai Ahlul Bait Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, hanyalah merupakan pengakuan yang penuh KEDUSTAAN BELAKA. Menurut versi mereka, yang termasuk Ahlul Bait adalah ‘Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hassan bin ‘Ali, Hussain bin ‘Ali dan garis keturunannya.
Apakah hanya sebatas itu saja Ahlul Bait Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?? Padahal, pada hakikatnya Istri-Istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam termasuk pula ke dalam garis Ahlul Bait Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak hanya itu, syiah juga dengan kejinya telah mencela dan mencaci maki serta menuduh para Istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahkan dengan terang-terangan mereka berani MENGKAFIRKANNYA. Terlebih-lebih lagi ummahatul mu’minin ‘Aisyah dan Hafshah radhiallaahu ‘anhum yang notabene-nya Putri dari dua orang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang paling mereka (syiah) benci, yaitu Abu Bakr dan Umar bin Khaththab radhiallaahu ‘anhuma.
Dan adapun HADITS-HADITS PALSU yang dengan lancangnya telah diada-adakan oleh ajaran syiah ini, demi kepentingan pembenaran atas kesesatan ajaran mereka itu, diantaranya :
===
.:: HADITS PERTAMA ::.
===
.:: HADITS PERTAMA ::.
أَنَا مَدِينَةُ الْعِلْم،ِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا، فَمَنْ أَرَادَ الْعِلْمَ فَلْيَأْتِهِ مِنْ بَابِهِ
“Aku adalah Kota Ilmu, sedangkan ‘Ali adalah Pintunya. Maka barangsiapa yang menginginkan Ilmu, hendaknya Dia mendatangi dari Pintunya.”
• Ini adalah HADITS PALSU YANG BATHIL … !!! Dan merupakan hadits andalan ajaran syiah dalam menyesatkan aqidah Umat Islam di Dunia. Hadits ini, sama sekali tidak bersumber langsung dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, baik SANAD HADITS maupun MATANNYA. Para Imam-Iman ahlul hadits menolak hadits tersebut, diantaranya adalah : Al-Bukhari, Abu Zur’ah, At-Tirmidzi, Al-Uqaili, Ibnu Hibban, Ad-Daruquthni, Ibnul ‘Adi, Ibnul Jauzi, Al-Baghawi, An-Nawawi, Ibnu Daqiqil Ied dan Ibnu Taimiyah.
• Adz-Dzahabi menyatakan MAUDHU’ (PALSU).
• Al-Albani menjelaskan KEPALSUAN hadits ini pada kitab Adh-Dha’ifah 6/518, No. 2955 dan Dha’iful Jami’, No. 13220.
• Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah berkata, “hadits ‘Aku adalah Kota Ilmu dan ‘Ali adalah Pintunya’ … tergolong HADITS MAUDHU’ (PALSU). Hadits ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya al-Maudhu’at. Beliau kemudian menerangkan bahwa SELURUH SANAD HADITSNYA PALSU. Selain itu, KEDUSTAAN juga tampak dari MATAN HADITS itu sendiri. Sebab, apabila Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah Kota Ilmu dan tidak ada Pintunya kecuali satu, dan tidak ada yang menyampaikan Ilmu dari Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam kecuali satu orang (‘Ali) saja, tentu urusan Islam ini akan rusak …” (Lihat: Minhajus Sunnah, 4/138-139, dinukil dari Adh-Dha’ifah)
===
.:: HADITS KEDUA ::.
• Adz-Dzahabi menyatakan MAUDHU’ (PALSU).
• Al-Albani menjelaskan KEPALSUAN hadits ini pada kitab Adh-Dha’ifah 6/518, No. 2955 dan Dha’iful Jami’, No. 13220.
• Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah berkata, “hadits ‘Aku adalah Kota Ilmu dan ‘Ali adalah Pintunya’ … tergolong HADITS MAUDHU’ (PALSU). Hadits ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya al-Maudhu’at. Beliau kemudian menerangkan bahwa SELURUH SANAD HADITSNYA PALSU. Selain itu, KEDUSTAAN juga tampak dari MATAN HADITS itu sendiri. Sebab, apabila Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah Kota Ilmu dan tidak ada Pintunya kecuali satu, dan tidak ada yang menyampaikan Ilmu dari Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam kecuali satu orang (‘Ali) saja, tentu urusan Islam ini akan rusak …” (Lihat: Minhajus Sunnah, 4/138-139, dinukil dari Adh-Dha’ifah)
===
.:: HADITS KEDUA ::.
السُّبَّقُ ثَلَاثَةٌ : فَالسَّابِقُ إِلَى مُوسَى يُوشَعُ بْنُ نُونٍ، وَالسَّابِقُ إِلَى عِيسَى صَاحِبُ يَاسِينَ، وَالسَّابِقُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيٌّ
“Pendahulu ada tiga. Pendahulu yang memenuhi seruan (panggilan) Musa adalah Yusya’ bin Nun. Pendahulu yang memenuhi seruan Isa adalah orang yang disebutkan dalam Surat Yaasin. Pendahulu yang memenuhi seruan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Ali.”
• Al-Uqaili meriwayatkan hadits ini pada kitabnya Adh-Dhu’afa al-Kabir, demikian pula Ath-Thabarani (2/111) melalui jalan Al-Husain bin Abi As-Sirri al-Asqallani dari [Husain al-Asyqar], dari Sufyan bin Uyainah, dari ibnu Abi Najih, dari Mujahid, dari ibnu Abbas radhiallaahu ‘anhu.
• Riwayat SANAD HADITS ini sangat DHA’IF (LEMAH), bahkan al-‘Uqaili sendiri menempatkan hadits ini pada deretan HADITS MAUDHU’ (PALSU).
• Pada SANAD HADITSNYA terdapat Husain al-Asyqar. Dia adalah ibnu Hasan al-Kufi, seorang pengikut syiah yang SESAT. Telah lalu beberapa ucapan ‘Ulama tentang Husain al-Asyqar ini, diantaranya :
—» Al-Imam Al-Bukhari rahimahullaah berkata, “Ia (Husain Al-Asyqar) ini telah meriwayatkan hadits-hadits yang mungkar.” (Lihat: Kitab Tarikh Ash-Shaghir, hal. 2300)
—» Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullaah dalam tafsirnya (3/570) berkata, “Ini adalah hadits mungkar yang tidak diketahui sanadnya kecuali dari Husain al-Aysqar, yang telah dikenal oleh kalangan muhadditsin (para ahlul hadits) sebagai pengikut syiah (rafidhah). Oleh karena itu, ditinggalkan riwayatnya.”
===
.:: HADITS KETIGA ::.
• Riwayat SANAD HADITS ini sangat DHA’IF (LEMAH), bahkan al-‘Uqaili sendiri menempatkan hadits ini pada deretan HADITS MAUDHU’ (PALSU).
• Pada SANAD HADITSNYA terdapat Husain al-Asyqar. Dia adalah ibnu Hasan al-Kufi, seorang pengikut syiah yang SESAT. Telah lalu beberapa ucapan ‘Ulama tentang Husain al-Asyqar ini, diantaranya :
—» Al-Imam Al-Bukhari rahimahullaah berkata, “Ia (Husain Al-Asyqar) ini telah meriwayatkan hadits-hadits yang mungkar.” (Lihat: Kitab Tarikh Ash-Shaghir, hal. 2300)
—» Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullaah dalam tafsirnya (3/570) berkata, “Ini adalah hadits mungkar yang tidak diketahui sanadnya kecuali dari Husain al-Aysqar, yang telah dikenal oleh kalangan muhadditsin (para ahlul hadits) sebagai pengikut syiah (rafidhah). Oleh karena itu, ditinggalkan riwayatnya.”
===
.:: HADITS KETIGA ::.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَرْفُوعاًخُلِقْتُ أَنَا وَعَلِيٌّ مِنْ نُورٍ، وَكُنَّا عَنْ يَمِينِ الْعَرْشِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ اللهُ آدَمَ بِأَلْفَيْ عَامٍ، ثُمَّ خَلَقَ اللهُ آدَمَ فَانْقَلَبْنَا فِي أَصْلَابِ الرِّجَالِ، ثُمَّ جَعَلْنَا فِي صُلْبِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، ثُمَّ شَقَّ اسْمَيْنَا مِنَ اسْمِهِ؛ فَاللهُ الْمَحْمُودُ وَأَنَا مُحَمَّدٌ، وَاللهُ الْأَعْلَى وَعَلِيٌّ عَلِيًّا
Dari Abu Dzar, Rasulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Aku dan ‘Ali diciptakan dari Cahaya. Dahulu kami berdua berada disebelah kanan ‘Arsy dua ribu tahun sebelum Allaah menciptakan Adam. Lalu Allaah menciptakan Adam, Kami pun berpindah pada sulbi manusia, diletakkanlah Kami pada sulbi Abdul Muththalib. Kemudian Allaah menjadikan nama Kami dari nama-Nya. Allaah adalah Al-Mahmud dan Aku bernama Muhammad, Allaah bernama Al-A’la maka ‘Ali bernama ‘Ali.”
• Hadits ini, diantara hadits-hadits palsu yang dibuat oleh kaum syiah. Dalam sanad hadits ini terdapat seorang syiah yang bernama Ja’far bin Ahmad bin Ali bin Bayan Al-Ghafiqi.
• Ibnul Jauzi berkata dalam al-Maudhu’at, “Hadits ini dipalsukan oleh Ja’far bin AHhmad, dia seorang syiah (rafidhah) PEMALSU HADITS.”
• Hadits ini disebutkan pula oleh Asy-Syaukani dalam al-Fawaid al-Majmu’ah No. 40, Hal. 343. Beliau berkata, “HADITS ini MAUDHU’, dipalsukan oleh Ja’far bin Ahmad bin Ali bin Bayan, dia seorang syiah (rafidhah) PEMALSU HADITS.”
• Ibnu ‘Adi berkata, “Huwa kadzdzhab yadha’ul hadits (Dia [Ja’far bin Ahmad bin Ali] seorang PENDUSTA DAN PEMALSU HADITS).” (Lihat: Su’alat Hamzah As-Sahmi, Hal. 190)
• Ibnu Hajar berkata, “Ibnu Yunus menyebutkan perawi ini dan berkata, Dia seorang rafidhah (syiah) TUKANG PEMALSU HADITS.” (Lihat: Lisanul Mizan, 2/108)
===
.:: HADITS KEEMPAT ::.
• Ibnul Jauzi berkata dalam al-Maudhu’at, “Hadits ini dipalsukan oleh Ja’far bin AHhmad, dia seorang syiah (rafidhah) PEMALSU HADITS.”
• Hadits ini disebutkan pula oleh Asy-Syaukani dalam al-Fawaid al-Majmu’ah No. 40, Hal. 343. Beliau berkata, “HADITS ini MAUDHU’, dipalsukan oleh Ja’far bin Ahmad bin Ali bin Bayan, dia seorang syiah (rafidhah) PEMALSU HADITS.”
• Ibnu ‘Adi berkata, “Huwa kadzdzhab yadha’ul hadits (Dia [Ja’far bin Ahmad bin Ali] seorang PENDUSTA DAN PEMALSU HADITS).” (Lihat: Su’alat Hamzah As-Sahmi, Hal. 190)
• Ibnu Hajar berkata, “Ibnu Yunus menyebutkan perawi ini dan berkata, Dia seorang rafidhah (syiah) TUKANG PEMALSU HADITS.” (Lihat: Lisanul Mizan, 2/108)
===
.:: HADITS KEEMPAT ::.
وَعَنِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ حُبُّ عَلِيٍّ يَأْكُلُ الذُّنُوبَ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Dari ibnu ‘Abbas radhiallaahu ‘anhu, Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mencintai ‘Ali akan memakan (menghapuskan) dosa-dosa sebagaimana api melahap kayu bakar.”
• Hadits ini diriwayatkan oleh ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, 52/13 No. 131 dan hadits ini juga disebutkan dalam Kanzul ‘Ummal.
• Asy-Syaukani mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh al-Khatib dari Ibnu ‘Abbas dengan MARFU’. HADITS INI BATHIL. (Lihat: al-Fawaid al-Majmu’ah No. 58, Hal. 367)
• Asy-Syaikh Albani juga mengatakan dalam Silsilah Adh-Dha’ifah No. 1206, “HADITS INI BATHIL.”
===
.:: HADITS KELIMA ::.
• Asy-Syaukani mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh al-Khatib dari Ibnu ‘Abbas dengan MARFU’. HADITS INI BATHIL. (Lihat: al-Fawaid al-Majmu’ah No. 58, Hal. 367)
• Asy-Syaikh Albani juga mengatakan dalam Silsilah Adh-Dha’ifah No. 1206, “HADITS INI BATHIL.”
===
.:: HADITS KELIMA ::.
وَعَنْ أَبِي بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ : إِنَّ اللهَ أَمَرَنِي بِحُبِّ أَرْبَعَةً : وَأَخْبَرَنِي أَنَّهُ يُحِبُّهُمْ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: عَلِيٌّ مِنْهُمْ يَقُولُ ذَلِكَ ثَلَاثاً وَأَبُو ذَرٍّ، وَسَلْمَانُ، وَالْمِقْدَادُ
Dari Abu Buraidah, dari Ayahnya berkata, Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allaah telah perintahkan Aku untuk mencintai empat orang, dan mengabarkan kepadaku bahwa Allaah mencintai mereka. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ditanya, siapakah mereka, wahai Rasulullaah ?. Beliau bersabda, ‘Ali termasuk mereka, ‘Ali termasuk mereka, ‘Ali termasuk mereka, juga Abu Dzar, Salman dan Al-Miqdad.” (HR. Ibnu Majah No. 149, Tirmidzi No. 3718 & Al-Hakim 4649).
• Dalam sanad hadits ini, ada Sulaiman bin Isa bin Najih as-Sijzi
• Ibnul Jauzi rahimahullaah menukilkan dari Abu Hatim Ar-Razi yang berkata, “Dia (Sulaiman bin Isa bin Najih as-Sijzi) seoran KADZDZHAB (PENDUSTA).”
• Ibnu ‘Adi berkata, “Yadha’ul Hadits (Dia terbiasa MEMALSUKAN HADITS).”
===
.:: HADITS KEENAM ::.
• Ibnul Jauzi rahimahullaah menukilkan dari Abu Hatim Ar-Razi yang berkata, “Dia (Sulaiman bin Isa bin Najih as-Sijzi) seoran KADZDZHAB (PENDUSTA).”
• Ibnu ‘Adi berkata, “Yadha’ul Hadits (Dia terbiasa MEMALSUKAN HADITS).”
===
.:: HADITS KEENAM ::.
وَعَنْ حُجْرِ بْنِ عَنْبَسٍ قَالَ–وَقَدْ كَانَ أَكَلَ الدَّمَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَشَهِدَ مَعَ عَلِيٍّ الْجَمَلَ وَصِفِّينَ، قَالَ: خَطَبَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَاطِمَةَ إِلَى رَسُولِ اللهِ : فَقَالَ النَّبِيُّ هِيَ لَكَ يَا عَلِيُّ، لَسْتَ بِدَجَّالٍ
Dari Hujr bin ‘Anbas -dahulu dia adalah seorang pemakan darah di masa-masa jahiliah dan dia menyertai ‘Ali dalam Peperangan Jamal dan Shiffin- berkata, Abu Bakr dan Umar meminang Fathimah kepada Rasulullaah namun Rasulullaah bersabda, Fathimah untukmu wahai ‘Ali. Karena Engkau bukan dajjal (pendusta).” (HR. Muhammad bin Sa’ad, Ath-Thabaqat al-Kubra, 8/19)
• HADITS MAUDHU’, pada SANADNYA ada Musa bin Qais Abu Muhammad al-Farra’ al-Kufi.
• Ibnu Hajr berkata, “Dia (Musa bin Qais) memiliki laqab (julukan) ‘ushfur al-jannah. Dia jujur namun tertuduh berpemahaman syiah (rafidhah).” (At-Taqrib)
• Al-Uqaili berkata tentangnya, “minal ghulat fi ar rafidh (dia termasuk yang sangat ekstrim dalam (syiah) rafidhah).” (Adh-Dhu’afa, 4/164)
• Ibnul Jauzi menyebutkan hadits ini dalam al-Maudhu’at. Beliau berkata, HADITS INI PALSU. Dipalsukan oleh Musa bin Qais, seorang rafidhah (syiah) yang ekstrim. Ia berjuluk ‘ushfur al-jannah (burung pipit surga). Namun, Ia -In Syaa Allaah- lebih tepat dijuluki khimar an-naar (keledai neraka). Sungguh pujiannya terhadap ‘Ali dalam hadits ini, dan Dia menyembunyikan celaannya terhadap Abu Bakr dan Umar.”
===
.:: HADITS KETUJUH ::.
• Ibnu Hajr berkata, “Dia (Musa bin Qais) memiliki laqab (julukan) ‘ushfur al-jannah. Dia jujur namun tertuduh berpemahaman syiah (rafidhah).” (At-Taqrib)
• Al-Uqaili berkata tentangnya, “minal ghulat fi ar rafidh (dia termasuk yang sangat ekstrim dalam (syiah) rafidhah).” (Adh-Dhu’afa, 4/164)
• Ibnul Jauzi menyebutkan hadits ini dalam al-Maudhu’at. Beliau berkata, HADITS INI PALSU. Dipalsukan oleh Musa bin Qais, seorang rafidhah (syiah) yang ekstrim. Ia berjuluk ‘ushfur al-jannah (burung pipit surga). Namun, Ia -In Syaa Allaah- lebih tepat dijuluki khimar an-naar (keledai neraka). Sungguh pujiannya terhadap ‘Ali dalam hadits ini, dan Dia menyembunyikan celaannya terhadap Abu Bakr dan Umar.”
===
.:: HADITS KETUJUH ::.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ عَنِ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَلَقَّاهَا آدَمُ مِنْ رَبِّهِ فَتَابَ عَلَيْهِ، قَالَ: سَأَلَهُ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَعَلِيٍّ وَفَاطِمَةَ وَالْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ فَتَابَ عَلَيْهِ وَغُفِرَ لَهُ
Dari ibnu ‘Abbas, “Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kalimat-kalimat yang diterima Adam dari Rabb-Nya, sehingga Allaah mengampuninya. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (kalimat itu adalah) Adam memohon kepada Allaah dengan hak Muhammad, ‘Ali, Fathimah, Hassan dan Hussain, lalu Allaah mengampuni Adam.”
• Keanehan pada hadits ini adalah Nabi Adam ‘alaihis sallam telah mengenal ‘Ali, Fathimah, Hassan dan Hussain. Bahkan Beliau (Adam) bertawassul dengan hak mereka untuk mendapatkan ampunan Allaah ‘Azza Wa Jalla. Disamping hadits diatas adalah HADITS PALSU, hadits diatas juga mengantarkan manusia pada KESYIRIKAN. Sebab, do’a ini berisi tawassul dengan orang-orang yang ghaib (tidak ada); Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ali, Fathimah, Hassan dan Hussain belumlah Allaah ‘Azza Wa Jalla ciptakan.
• Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullaah berkata, “hadits ini dan yang semisalnya adalah HADITS PALSU, yang dipakai oleh TUKANG KHURAFAT untuk dijadikan landasan dalam membolehkan berdo’a kepada orang-orang yang telah mati.” (Ath-Thali’ah, Hal. 230)
• Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullaah berkata, “hadits ini dan yang semisalnya adalah HADITS PALSU, yang dipakai oleh TUKANG KHURAFAT untuk dijadikan landasan dalam membolehkan berdo’a kepada orang-orang yang telah mati.” (Ath-Thali’ah, Hal. 230)
(nahimunkar.com)
Post A Comment:
0 comments: